cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. aceh besar,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner
ISSN : 25409492     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner merupakan media elektronik yang digunakan sebagai wadah penyebaran hasil-hasil penelitian dari skripsi/tugas akhir mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala yang ditulis bersama dengan dosen pembimbingnya. Naskah/artikel yang diterbitkan telah melewati proses review oleh 2 orang reviewer dan penyunting JIMVET. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner untuk saat ini menerbitkan naskah ilmiah mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Dokter Hewan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner terbit dengan satu volume dan empat nomor dalam setahun (Fabruari, Mei, Agustus, dan November).
Arjuna Subject : -
Articles 3 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 4 (2020): AGUSTUS-OKTOBER" : 3 Documents clear
Histopatologi Ginjal Tikus Putih (Rattus norvegicus) setelah Implan Wire Material Logam (Histopathology Of Rats (Rattus norvegicus) Kidney after Metal Material Wire Implantation Tridian Novia Gelis; Erwin Erwin; Nazaruddin Nazaruddin; Zainuddin Zainuddin; Muttaqien Muttaqien
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 4, No 4 (2020): AGUSTUS-OKTOBER
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v4i4.15716

Abstract

ABSTRAKGinjal merupakan organ yang mempunyai peranan penting dalam tubuh untuk membuang sisa dari metabolisme dan toksikan tubuh melalui urin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran histopatologi jaringan ginjal tikus putih (Rattus norvegicus) setelah implan wire material logam stainlees steel 316L dan wire stainless steel alternatif alat pancing pada tulang femur. Sepuluh ekor tikus putih jantan dibagi 2 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor. Kelompok I (K-I) diimplan menggunakan wire stainlees steel 316L dan kelompok II (K-II) diimplan menggunakan wire stainless steel alternatif alat pancing. Organ ginjal dikoleksi pada hari ke-86 setelah implantasi. Pemeriksaan histopatologi ginjal dilakukan dengan pewarnaan hematoksilin-eosin (HE). Hasil pengamatan histopatologi diskoring dan dianalisis menggunakan uji T dengan perangkat lunak SPSS (Statistic Program For Social Science) 22. Hasil pengamatan berupa hiperemi, hemoragi, nekrosis dan sel-sel inflamasi dengan perubahan yang tidak signifikan (P0,05) antara kedua kelompok perlakuan. Disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaaan gambaran histopatologi ginjal tikus yang diimpalan wire stainless steel 316L dan wire stainless steel alternatif alat pancing.Kata kunci : Ginjal, histopatologi, implan, logam, wireABSTRACTKidney is an organ that has an important role in the body to remove the rest of the body's metabolism and toxins through urine. This study aims to determine the histopathological picture of kidney tissue in white rats (Rattus norvegicus) after implantation of 316L stainless steel metal wire and alternative stainless steel wire for fishing line on the femur bone. Ten male rats were divided into 2 treatment groups, each group consisting of 5 tails. Group I (K-I) was implanted using 316L stainless steel wire and group II (K-II) was implanted using an alternative stainless steel wire for fishing line. Kidney organs were collected on 86 th day after implantation. Histopathological examination of the kidneys is carried out by hematoxylin-eosin (HE) staining. Histopatologi observation results were scored and analyzed using T test with SPSS (Statistical Program For Social Science) 22 software. The results showed the occurrence of hyperemia, hemorrhage, necrosis and inflammatory cells with insignificant changes (P 0.05) between the two treatment groups. It was concluded that there was no difference in the histopathological picture of rat kidneys implanted by 316L stainless steel wire and alternative stainless steel wire fishing line.Keywords: histopayhology, kidney, wire, implant, metal
Deteksi Salmonella sp. Pada Pempek Yang Dijual Di Sekitar Kampus Universitas Syiah Kuala Soraya Jadhey; Erina Erina; Mahdi Abrar
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 4, No 4 (2020): AGUSTUS-OKTOBER
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v4i4.14657

Abstract

ABSTRAK              Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi bakteri Salmonella sp. pada pempek yang dijual di sekitar kampus Universitas Syiah Kuala. Sampel yang digunakan sebanyak dua belas sampel pempek dari tiga pedagang pempek di sekitar kampus Universitas Syiah Kuala. Sampel diperiksa sesuai metode Carter. Pempek digerus dengan mortar steril dan dibiakkan di media Selenite Cystine Broth (SCB) lalu dilakukan penanaman ke dalam  media Salmonella Shigella Agar (SSA). Selanjutnya dilakukan pewarnaan Gram dan uji biokimia. Hasil penanaman pada media Salmonella Shigella Agar (SSA), pewarnaan Gram dan uji biokimia tidak menunjukkan adanya pertumbuhan Salmonella pada pempek sehingga dapat dsimpulkan bahwasanya pempek yang dijual di sekitar kampus Universitas Syiah Kuala tidak tercemar Salmonella sp.Kata kunci : Makanan tradisional,  Salmonella sp., Zoonotic Disease, Food Borne Disease  ABSTRACT            This study aims to detect Salmonella sp. in pempek sold around of  Syiah Kuala campus. The samples used were twelve pempek samples from three pempek sellers around of  Syiah Kuala campus. Samples were examined according to the method of Carter (1987). Pempek crushed with sterile mortar and cultured in Selenite Cystine Broth (SCB) media and then implanted into Salmonella Shigella Agar (SSA) media. Then Gram staining and biochemical testing were carried out. The results of planting on Salmonella Shigella Agar (SSA) media, Gram staining and biochemical tests did not show the growth of  Salmonella and it can be concluded that pempek sold around of Syiah Kuala campus is not contaminated by Salmonella sp. . Key words : Traditional  food, Salmonella sp., Zoonotic Disease, Food Borne Disease
IDENTIFIKASI DAN JUMLAH SEL RADANG PADA LUKA SAYAT MENCIT (Mus musculus) YANG DIBERI EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) Widya Wati; ummu balqis; cut dahlia iskandar
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 4, No 4 (2020): AGUSTUS-OKTOBER
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v4i4.15900

Abstract

ABSTRAKLuka sayat dapat disebabkan karena gigitan hewan dan trauma benda tajam yang dapat merusak srtuktur jaringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menghitung jumlah sel radang pada luka sayat mencit (Mus musculus) yang diberi ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) pada hari ke-21. Hewan coba yang digunakan adalah mencit (Mus musculus) dengan berat 20-50 gram berumur 2-3 bulan dan berjenis kelamin jantan sebanyak 12 ekor. Mencit dibagi dalam 4 kelompok perlakukan dengan 3 kali pengulangan. Kelompok pertama (K1) sebagai control hanya diberikan akuades. Kelompok dua (K2) diberikan ekstrak daun binahong 5%. Kelompok tiga (K3) diberikan ekstrak daun binahong 10%. Kelompok empat (K4) diberikan ekstrak daun binahong 15%. Pengambilan sampel jaringan kulit dilakukan pada hari ke-21. Bagian kulit yang dibuat luka diinsisi, lalu difiksasi dengan larutan BNF 10% selama 2x24 jam. Hasil penelitian menunjukkan jumlah sel radang; basofil, eosinofil, neutrofil, monosit dan limfosit pada K1: 18,50±2,47, 21,38±0,18, 22,88±0,88, 16,38±1,94, 23,63±0,88. K2: 16,75±2,12, 17,88±2,30, 15,13±2,65, 22,75±1,41. K3: 14,63±2,30, 18,63±1,94, 22,63±2,30, 22,38±0,88, 33,75±2,47. K4:13,75±1,77, 17,13±3,01, 20,75±2,83, 20,00±1,77, 29,88±0,53. Berdasarkan hasil penelitian ekstrak daun binahong dapat disimpulkan bahwasanya antara konsentrasi 5%, 10%, 15% tidak ditemukan adanya perbedaan jumlah masing-masing sel radang antar kelompok. Kata kunci: Basofil, Eosinofil, Neutrofil, Monosit, Limfosit, Daun Binahong ABSTRACTThe cut can be caused by animal bites and the trauma of sharp objects that can damage tissue srtuktur. This study aims to identify and count the number of inflammatory cells in cuts mice (Mus musculus) were given the leaf extract binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) on day 21. The experimental animals used were mice (Mus musculus) weighing 20-50 grams, 2-3 months old and 12 male. Mice were divided into 4 groups and treated with 3 repetitions. The first group (K1) as control was given only distilled water. Group two (K2) is given binahong leaf extract 5%. A group of three (K3) given the leaf extract binahong 10%. Kelompok empat (K4) diberikan ekstrak daun binahong 15%. Skin tissue sampling conducted on the 21st day. The skin is made incised wound, then fixed in a solution of 10% BNF for 2x24 hours. The results showed the number of inflammatory cells; basophils, eosinophils, neutrophils, monocytes and lymphocytes in K1: 18,50±2,47, 21,38±0,18, 22,88±0,88, 16,38±1,94, 23,63±0,88. K2: 16,75±2,12, 17,88±2,30, 15,13±2,65, 22,75±1,41. K3: 14,63±2,30, 18,63±1,94, 22,63±2,30, 22,38±0,88, 33,75±2,47. K4:13,75±1,77, 17,13±3,01, 20,75±2,83, 20,00±1,77, 29,88±0,53. Based on the research results binahong leaf extract can conclude that the concentration of 5%, 10%, 15% did not find any difference in the number of inflammatory cells respectively between groups.Keywords: Basophils, Eosinophils, Neutrophils, Monocytes, Lymphocytes, Leaf                        Binahong

Page 1 of 1 | Total Record : 3